Cairan disinfektan, yang baik dan Aman untuk Digunakan

Cairan Disinfektan Yang Aman Digunakan

Penyebaran virus corona bertambah meluas. Sampai  Virus yang awal kali ditemukan di Kota Wuhan, Cina itu sudah terkonfirmasi di 201 negara. Badan Kesehatan Bumi( World Health Organization) menyatakan bahwa virus corona jenis baru penyebab Covid- 19 sudah jadi pandemi garis besar. Penyebarannya pun sudah sampai di Indonesia. Berbagai hal disarankan sebagai upaya buat menghindari penularan dan penyebaran virus corona.

Selain menjaga jarak dan tidak keluar rumah, kita juga harus menjaga kebersihan baik tubuh maupun lingkungan. Belakangan ini penggunaan cairan disinfektan heboh gara- gara disebut bisa membunuh virus corona. Biarpun begitu, WHO mencegah cairan disinfektan ini dipakai dengan cara menyemprotkan pada tubuh.  

Peneliti bidang kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Menjelaskan penggunaan disinfektan tidak boleh sembarangan. Salah satu bahan yang sering digunakan untuk campuran dalam membuat cairan disinfektan adalah pemutih pakaian. Dia menjelaskan sesuai saran WHO sangat tidak dianjurkan untuk mencampurkan seluruh bahan disinfektan dalam satu wadah.

Contohnya sangat tidak disarankan pada saat cairan disinfektan dibuat dengan mencampurkan bahan pemutih pakaian dengan pembersih lantai atau alkohol atau H2O2.” Perihal tersebut bukannya akan lebih mengaktifkan daya disinfektan justru senyawa kimianya akan berubah menjadi bentuk lain dan pastinya akan amat membahayakan untuk tubuh yang terpapar campuran cairan disinfektan tersebut. Anjuran WHO adalah gunakan bahan aktif pemutih pakaian dengan konsentrasi 0,05% atau 1 bagian pemutih untuk 100 bagian air dan tidak dicampur oleh bahan lainnya. Jadi dia menyarankan untuk menggunakan cairan disinfektan yang aman dan pembuatannya sesuai takaran. Selain itu tidak ada pencampuran bahan disinfektan lain.

Penggunaan dinding

Terkait dengan penggunaan dinding disinfektan, Menambahkan aman tidaknya penggunaan dinding disinfektan terkait pada 3 hal: rancangan dinding disinfektan yang dipakai lama durasi penyemprotan, dan bahan pembuat cairan disinfektan .

“Kalau kita bicara tentang bilik disinfektan, maka ada dua hal yang perlu diedukasi kepada masyarakat. Pertama adalah desain bilik disinfektannya itu sendiri dan cairan disinfektannya yang digunakan,” kata dia.

Melanjutkan, fungsi dari dinding disinfektan merupakan buat netralisasi. Sedangkan itu bagian- bagian yang butuh disterilisasi merupakan setiap permukaan benda, misalnya pada APD, pegangan pintu, keran air, handphone, toilet, saklar lampu, wastefel dan lain sebagainya.

“Untuk penyemprotan cairan disinfektan secara langsung ke permukaan tubuh memang menyimpan risiko bila sering kontak dengan cairan disinfektan.

Apabila masyarakat sudah terlanjur membuat dinding disinfektan, dia menyarankan untuk tidak lama- lama saat penyemprotannya.” Saran dari saya adalah pastikan bahwa kontak antara cairan disinfektan dengan permukaan tubuh sesingkat mungkin dan setelahnya bisa dibersihkan dengan air mengalir.

Sementara itu untuk desain dinding disinfektannya sebaiknya diganti menjadi walk through chamber. Walk through chamber berupa seperti lorong uap, sehingga orang dapat didisinfeksi sambil berjalan melewatinya.

Dia menambahkan, sepanjang pengamatannya di masyarakat ataupun di kantor, dinding disinfektan yang ada masih menggunakan sistem tertutup. Sehingga durasi kontak antara permukaan tubuh dan cairan disinfektannya juga agak lama.

Dikhawatirkan dengan sistem tersebut, terdapat beberapa kabut cairan awahama yang terhirup ke dalam sistem pernapasan. Sementara itu, pada sistem walk through chamber dibuat dengan memperhitungkan waktu kontak cairan disinfektan dengan jumlah langkah.

Lama waktu penyemprotan

Idealnya durasi kontak atau pemakaian untuk sistem walk through chamber ini maksimal 10 detik. Hal itu berdasarkan hasil percobaan laju antimikroba dari sodium hipoklorit yang dapat mematikan mikroba bakteri dalam 10 detik.

 Dia menyarankan untuk tidak terlalu sering menggunakan cairan disinfektan. Itu karena di tubuh manusia atau pun di permukaan tubuh terdapat mikroba-mikroba serta enzim-enzim baik yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.

Sumber : https://kesehatan.kontan.co.id