Pada akhir tahun 2019, mulai ditemukan virus jenis baru yang dinamai Coronavirus atau biasa disebut Covid-19, virus ini dimulai dari Kota Wuhan, China. Dan terus menyebar hingga ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. World Health Organization (WHO) mulai melakukan tindakan dan menyampaikan Coronavirus menjadi sebuah “Pandemi”, dimana Pandemi sendiri berarti wabah yang berjangkit serempak di mana-mana (menurut KBBI).
Dengan adanya pandemi semua aktivitas terpaksa harus dihentikan sementara, dengan alasan untuk membasmi rantai penyebaran virus jenis baru ini. Mulai dari sektor pariwisata, manufaktur, transportasi, sosial, pangan, dan khususnya sektor ekonomi. Mengapa sektor ekonomi yang paling terdampak di pandemi ini?
Jelas kita semua sudah tahu, semua orang di dunia ini perlu untuk bertahan hidup. Cara untuk bertahan hidup adalah bekerja, untuk mencapai upah dan menghidupi diri kita. Tetapi, banyak perusahaan mulai mengurangi jumlah pekerja akibat berkurangnya pemasukan, yang akhirnya mengakibatkan krisis ekonomi ini mulai bermunculan.
Tidak hanya perusahaan – perusahaan besar tetapi banyak negara yang juga terkena dampak krisis ekonomi, salah satunya adalah Indonesia. Covid-19 akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 1% – 4%, Menurut Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memperkirakan bahwa penyebaran covid-19 akan melanda perekonomian Indonesia di tahun 2020 mencapai sekitar 2,3% hingga 0,4% (JDE Journal of Developing Economies Vol.5 No.2, 2020).
Krisis Ekonomi yang dialami ini jangan menjadikan kita untuk patah semangat, melainkan menjadi tantangan besar yang harus dihadapi dan bisa dijadikan sebuah peluang besar untuk mencapai hal – hal baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Jokowi menjelaskan, “Apalagi di saat menghadapi krisis perekonomian akibat pandemi Covid-19 ini. Kita harus melakukan langkah – langkah yang luar biasa. Harus cepat, harus inovatif,”
Ditambah lagi kita sudah memasuki era Revolusi Industri 4.0 dimana semua orang dituntut untuk dapat berpikir lebih kritis, kreatif, dan inovatif. Tentunya, dampak tidak selalu baik namun tidak selalu buruk, hanya saja dari perspektif mana yang ingin kita lihat.
Misalnya, masker sudah bisa dibilang sebagai kebutuhan pokok dikarenakan kemanapun kita berpergian diwajibkan untuk selalu menggunakan masker. Bukan hanya masker tetapi Hand Sanitizer juga sudah menjelma bagian dari kebutuhan pokok.
Seperti yang sudah kita ketahui, banyak orang sudah lama tidak berpergian akibat pandemi ini, apalagi untuk berpenampilan menarik seperti keadaan sebelumnya.
Sudah banyak pelaku – pelaku ekonomi juga yang sudah menjalankan untuk berinovasi dalam mengurangi krisis ekonomi. Masker sudah menjadi salah satu bagian dari Trend Fashion tahun ini, pelaku ekonomi mulai berinovasi menjual masker dengan berbagai macam jenis, model, warna, dan bahan.
Produk Hand Sanitizer pun sudah mulai berinovasi yang tadinya hanya memiliki 1 sampai 2 varian sekarang lebih memiliki banyak varian seperti Lavender, Lemon grass, dsb.
Bahkan ada yang menjual Hand Sanitizer dengan kemasan yang unik dimana kita bisa meng-custom nama yang ingin kita tuliskan di kemasan tersebut. Dan juga perusahaan – perusahaan besar seperti sudah mulai berinovasi dengan memproduksi produk Masker dan Hand Sanitizer yang dinamai “Softies”.
Maka dari itu, pandemi ini tidak hanya berdampak buruk melainkan bagaimana cara kita untuk melihat sebuah krisis menjadi suatu peluang untuk berkembang. Bahkan lewat peluang dengan berpikir kreatif dan inovatif bisa menjadikan perusahaan atau bisnis kita jauh lebih berkembang dari sebelumnya.
Mulai dari sekarang, kita harus mulai untuk berpikir lebih kritis, kreatif, dan inovatif dalam menyongsong segala tantangan, khususnya seperti krisis ekonomi yang sedang terjadi di banyak negara salah satunya Indonesia.
Sumber : Kompasiana.Com
Buruan Tlp/Wa 0878 8525 8206 | 0813 9555 1190 | 0813 1600 1020 | 0813 3000 9003
Kalau sudah banyak Customer yang percaya sama Hygiene-Q memberi jaminan 100% aman dan buat mudah. kenapa masih ragu cari sana sini apalagi harus pusing Sendirian.
