Pengarahan Tentang Perwujudan Vaksinasi dan Pelatihan Pembelajaran Hand Sanitizer Alami.

Pengarahan Tentang Perwujudan Vaksinasi dan Pelatihan Pembelajaran Hand Sanitizer Alami.

Pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 masih berlangsung hingga saat ini. Akibat pandemi ini, banyak sektor yang tumbang, terutama sektor ekonomi dan mengakibatkan penurunan pendapatan masyarakat.

Sei-iring meningkatnya angka penularan COVID-19 di Indonesia menjadi latar belakang dikeluarkannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Skala Mikro (PPKM). Protokol kesehatan terus diarahkan dari berbagai media untuk mencegah penularan COVID-19.

Salah satu upaya pemerintah untuk membasmi rantai penularan COVID-19 adalah dengan penggunaan vaksin COVID-19. Pemerintah telah menetapkan enam jenis vaksin yang akan dicoba untuk program vaksinasi di Indonesia.

Penetapan keenam vaksin tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020. Vaksin yang akan dipakai di Indonesia yaitu, vaksin yang diproduksi dari PT Bio Farma, Sinovac Biotech Ltd., AstraZeneca, Moderna, Sinopharm, dan Pfizer and BioNTech.

Kabar mengenai vaksin ini tentunya disambut positif bagi masyarakat Indonesia. Namun, kabar baik tersebut disusul dengan timbulnya kabar buruk yang belum jelas kepastiannya atau disebut hoax.

Tidak sedikit masyarakat yang takut mencoba vaksin COVID-19 lantaran ketidak tahuan masyarakat mengenai vaksin dan beredarnya berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Ada masyarakat yang lebih mencoba untuk tidak divaksin setelah mendengar kabar mengenai efek samping dari vaksin tersebut yang masih simpang siur.

Permasalahan tersebut bisa menjadi penghambat program vaksinasi di Indonesia. Hal tersebut menjadi perhatian utama mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) “PENYULUHAN TENTANG PELAKSANAAN VAKSINASI DAN PELATIHAN PRODUKSI HAND SANITIZER ALAMI” Kuliah Kerja Nyata (KKN) di  RT 01 RW 04 PUTAT JAYA.

Program ini dilaksanakan untuk mendukung program pemerintah terkait vaksinasi COVID-19 di Indonesia melalui penyuluhan kepada masyarakat menenai vaksinasi COVID-19. Penyuluhan ini dilakukan dengan menggunakan media cetak berupa banner dan pamphlet.

Penyuluhan dilaksanakan di RT 01 di RW 04 dengan sistem door to door. Masyarakat secara antusias menerima kegiatan sosialisasi tentang vaksin ini. Pendengar mayoritas dihadiri oleh ibu-ibu dan tak sedikit pula yang bertanya seputar kebenaran berita yang beredar mengenai vaksin yang merenggut nyawa.

Pada kegiatan ini para masyarakat menyuarakan ketakutannya tentang vaksin karena berita yang beredar dan belum menemukan klarifikasi terkait berita tersebut dari pihak pemerintah. Hal yang menjadi keraguan masyarakat untuk divaksin antara lain efek samping dari vaksin tersebut serta apakah benar vaksin yang dipakai masyarakat nanti sama seperti yang digunakan oleh Presiden Jokowi dan tokoh publik lainnya.

Kegiatan sosialisasi mengenai vaksinasi COVID-19 ini diharapkan dapat menjadi penjelas pada masyarakat mengenai vaksin COVID-19 serta memastikan kabar yang simpang siur mengenai vaksin tersebut, sehingga program vaksinasi COVID-19 yang diupayakan oleh pemerintah dapat berjalan tanpa ada hambatan pada masyarakat.

Selain vaksinasi, masyarakat dapat membasmi penularan virus COVID-19 dengan selalu mencoba masker dan hand sanitizer. Banyaknya hand sanitizer yang diperjual belikan menjadikan masyarakat dapat memilih varian yang di inginkan.

Namun, banyak masyarakat juga yang lebih memilih bahan alami sebagai obat. Maka dari itu, saya memilih untuk memberikan pembelajaran pembuatan hand sanitizer dari bahan alami yang dapat di temukan sehari-hari yaitu menggunakan daun sirih dan jeruk nipis, pembuatannya dengan cara direbus.

Penemuan hand sanitizer yang dapat menggunakan bahan alami seperti daun sirih ini pertama kali diteliti di Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi UNAIR pada tahun 2006. Pada saat itu, flu burung juga menjadi pandemi yang menyebar ke seluruh dunia. 

Pada umumnya, hand sanitizer mengandung senyawa etanol yang lebih dari 70 persen. Untuk memproduksi hand sanitizer pada umumnya, sebenarnya mudah. Namun, masyarakat akan sedikit kesulitan untuk mendapatkan bahan kimia ini dikarenakan beberapa syarat khusus yang harus diperhatikan.

Untuk mengatasi hal tersebut, dr. Retno Sari, MSC., Apt menjelaskan bahwa air daun sirih sebanyak 15 persen ke atas sama efektifnya dengan etanol 70 persen untuk mengurangi jumlah bakteri dan virus.

Sementara itu, daun sirih adalah tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dikunyah bersama gambir, pinang, tembakau dan kapur. Untuk menguranginya, air jeruk nipis yang bersifat anti-oksidan dan anti-bakteri dapat ditambahkan ke dalam air daun sirih tersebut.

Sumber : Kompasiana

Buruan Tlp/Wa 0878 8525 8206 | 0813 9555 1190 | 0813 1600 1020 | 0813 3000 9003

Kalau sudah banyak Customer yang percaya sama Hygiene-Q memberi jaminan 100% aman dan buat mudah. Kenapa masih ragu cari sana sini apalagi harus pusing Sendirian.