Alasan Penggunaan APD Tenaga Medis Harus Sekali Pakai

Alat Pelindung Diri (APD) jadi keinginan penting dokter serta daya kedokteran dalam menanggulangi penderita peradangan virus corona( Covid- 19). Pemakaian APD dicoba cocok petunjuk serta standar kesehatan bumi dari World Health Organization.

Biasanya, APD dipakai sekali gunakan. Penguasa DKI Jakarta berkata menginginkan 1. 000 bagian APD tiap hari.

Dokter pakar kesehatan warga Halik Raja menarangkan determinasi konsumsi APD untuk daya kedokteran. APD buat daya kesehatan terdiri dari cover all jumpsuit yang seragam pakaian angkasawan, penutup kepala, kacamata penjaga, masker, sarung tangan, serta sepatu.

“Ada petunjuk umum dari WHO, lalu dari Kementerian Kesehatan dan juga Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ini jadi acuan di fasilitas kesehatan dan dokter yang bertugas. Penggunaannya bervariasi,” kata Halik yang juga merupakan anggota IDI, kepada CNNIndonesia.com, Senin (23/3).

Halik menjelaskan, waktu penggunaan APD akan sangat bergantung dengan kondisi di lapangan. Mulai dari ruangan atau lokasi saat menggunakan APD hingga tingkat keparahan pasien, penyakit, atau virus yang dihadapi. APD yang digunakan oleh dokter, perawat, dan orang yang mentransfer pasien juga memiliki perbedaan.

“Lonjakan jumlah kasus secara global dan spesifik di beberapa wilayah menyebabkan terbatasnya ketersediaan APD. Oleh karena itu, petugas kesehatan pun harus bijak dalam menggunakan APD sepanjang tetap memenuhi standar perlindungan dan keselamatan,” tutur Halik.

Ketentuan penggunaan APD di ruangan isolasi, ICU, IGD, atau ruang administrasi akan berbeda. Misalnya, setelah keluar satu ruang isolasi di mana terdapat sejumlah pasien, APD harus dilepas dan diganti dengan yang baru saat masuk ke ruang isolasi lain.

“Di ruangan isolasi yang ada sejumlah pasien selama di ruangan itu menggunakan APD. Ketika keluar harus melepas APD dan mengganti dengan yang baru saat masuk,” tutur Halik.

Hal ini bertujuan untuk melindungi tenaga medis dari virus di dalam ruangan, serta mencegah virus tersebut keluar dari ruangan.

Menurut Halik, dalam menangani kasus COVID-19, para tenaga medis mesti mengganti APD setiap kali menangani pasien di ruangan yang berbeda.

Kendati demikian, ada beberapa APD yang bisa digunakan berkali-kali seperti sepatu dan kacamata. Namun, APD tersebut harus dibersihkan sesuai prosedur kesehatan.

Sedangkan untuk pakaian, masker, sarung tangan, dan penutup kepala digunakan sekali pakai dan harus dibuang.

Pemakaian suatu masker operasi, misalnya, direkomendasikan terbatas sepanjang 4- 6 jam. Lebih dari itu harus ditukar. Masker pula wajib ditukar bila telah berair.

” Buat masker sendiri, konsumsi terbatas 4- 6 jam. Itu idealnya telah wajib ditukar,” cakap Halik.

Pemakaian sarung tangan harus ditukar tiap menanggulangi penderita. Alasannya, sarung tangan berkaitan langsung dengan penderita.

Serupa perihalnya, busana penjaga pula dipakai sekali pakai. Sebagian merk ataupun materi khusus membolehkan busana buat dicuci ataupun diberi desinfektan.” Terkait spesifikasinya, tipe bahannya, ketahanannya,”

Tidak hanya pemakaian APD, kotoran kedokteran APD pula wajib diatur dengan bagus supaya tidak memindahkan penyakit pada masyarakat.