Potensi Tumbuhan Cakar Ayam (Selaginella) untuk Obat Kanker

KANKER ialah masalah kedokteran parah yang bisa pengaruhi pandangan fisik, intelektual, sosial, serta keuangan penderitanya. Bagi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 kanker didefinisikan bagaikan perkembangan sel ataupun jaringan yang tidak bisa dikendalikan.

World Health Organization (WHO) melaporkan lima besar jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada laki-laki di dunia pada 2012, yaitu kanker paru, prostat, kolorektum, perut, dan kanker hati. Sedangkan pada perempuan yang terbanyak adalah kanker payudara, kolorektum, paru-paru, serviks, serta kanker perut.

Berdasarkan data Riskesda prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4/1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79/1000 penduduk pada tahun 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2016 menyatakan ancaman kanker semakin meningkat seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat. Diperkirakan peningkatan penyakit kanker di dunia mencapai 300% pada tahun 2030, dan mayoritas terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.


Angka kematian akibat kanker lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. World Health Organization (WHO) menyatakan sepertiga kematian akibat kanker berhubungan dengan 5 kebiasaan gaya hidup dan pola makan masyarakat yang buruk, yaitu obesitas, diet rendah sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, penggunaan tembakau, dan penggunaan alkohol.

Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (2005), pengobatan utama penyakit kanker meliputi adalah pembedahan, radioterapi, terapi hormon dan kemoterapi. Pengobatan kanker di Indonesia saat ini banyak menggunakan kemoterapi dan proses pembedahan. Kemoterapi salah satunya menggunakan obat doxorubicin, yang dapat menimbulkan efek samping toksisitas pada organ hati dan beresiko terjadinya resistensi.

Akibatnya terjadi inefisiensi terapi, sehingga perlu dikembangkan agen kemopreventif yang lebih efektif dan efisien. Kemopreventif adalah suatu agen yang dapat menghambat pertumbuhan sel abnormal menjadi kanker. Salah satu pendekatan untuk menemukan senyawa kemopreventif adalah melalui eksplorasi bahan alam terutama tumbuhan.

Tahukah anda jika ada banyak tanaman di Indonesia yang berpotensi sebagai agen kemopreventif? Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, contohnya tumbuhan cakar ayam (Selaginella). Di beberapa daerah, cakar ayam hanya digunakan sebagai tanaman hias, namun beberapa telah memformulasikan menjadi agen kemopreventif dalam bentuk kering dan serbuk.

Berdasarkan hasil studi narrative review, beberapa peneliti telah mengeksplorasi komponen bioaktif berbagai spesies selaginella yang bekerja sinergis dengan agen kemoterapi, seperti senyawa golongan flavonoid yaitu amentoflavon, robustaflavon dan apigenin.

Kandungan flavonoid di dalamnya berperan penting dalam aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker sehingga dapat menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker.

Dewasa ini, agen kemoterapi kanker telah mengalami resistensi, contohnya doxorubicin, sehingga pasien harus mendapatkan dosis yang lebih tinggi dari dosis normal. Dosis yang lebih tinggi akan meningkatkan resiko toksisitas hati, sehingga sangat diperlukan agen kemopreventif yang dapat menurunkan dosis kemoterapi, seperti tumbuhan cakar ayam.

Ekstrak tumbuhan cakar ayam bisa dibesarkan jadi wujud kapsul, pil, serta bentuk sediaan lain. Mengkonsumsi esktrak cakar ayam sebelum agen kemoterapi dapat meningkatkan efektivitas pengobatan, alhasil takaran kemoterapi bisa diturunkan serta efek resistensi dan toksisitas batin hendak menurun.

Sumber : Jogja Tribun News