Vaksin Covid-19 untuk RI Telah Banyak Dipakai di China & UEA

Pemerintah bakal segera melakukan vaksinasi Covic- 19 mulai November 2020, memakai vaksin dari 3 produsen Cina ialah Sinovac, CanSino, serta Sinopharm. Ketiganya juga sudah menyelesaikan percobaan klinis tahap 3 dan sudah memperoleh emergency use( pemakaian darurat) dari BPOM Cina.

Direktur Jenderal Penangkalan dan Pengaturan Penyakit Kementerian Kesehatan( Kemenkes) Achmad Yurianto berkata vaksin dari 3 produsen ini juga sudah dipakai di negara asalnya. Misalnya saja Sinopharm yang sudah dipakai untuk daya kesehatan Cina, serta sudah memperoleh permisi pemakaian darurat di negara lain seperti di Uni Emirat Arab.

“Kami kita mau mencari vaksin yang digunakan secara aman dalam persepektif kita, dari sisi manfaat terhadap pencegahan penyakit, dan aman, juga dari sisi kehalalannya,” kata Yurianto.

China diketahui sebagai negara tempat awal virus Covid-19 berkembang diawal tahun, dan kemudian menerapkan lockdown. Setelah itu negeri Tirai Bambu ini juga mulai aktif mengembangkan vaksin dan menjadi salah satu yang tercepat menyelesaikan uji klinis tahap 3 dan menyuntikan vaksin Covid-19 ke warganya.

Sebelumnya, pada Juni 2020, otoritas kesehatan China sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat kepada empat vaksin. Ribuan warga China sudah disuntikkan vaksin ini terutama mereka yang berada di garda terdepan seperti tenaga medis, pegawai negara, hingga pegawai di perbatasan negara.

Seperti halnya Sinoparhm, Vaksin CanSino merupakan konsorsium Kanada dengan China telah menyelesaikan uji klinis fase 3 selesai pada September 2020 dan sudah ada izin penggunaan darurat dari pemerintah China dan Kanada. CanSino juga sudah disuntikkan kepada tentara China dan petugas kesehatan.

Masih belum ada publikasi dari pihak China mengenai hasil dari uji klinis fase 3. Inilah yang membuat tim dari Kemenkes, BPOM, Bio Farma, dan MUI melakukan data sharing, pemeriksaan dan diharapkan pada minggu pertama November sudah dapat didapatkan kepastian mengenai keamanan, dan efikasinya.

Meski belum data publikasi dari China, nampaknya negara tersebut sudah berhasil mengendalikan kasusnya yang tercermin dari rendahnya penambahan kasus baru. Berdasarkan data Worldometers, kasus di China saat ini rendah 85.704 kasus dibandingkan negara-negara lain, yang terkena virus ini belakangan.

Bahkan semenjak 14- 20 Oktober negara ini cuma mencatatkan 100 permasalahan, dengan penambahan sangat banyak 24 orang pada 16 Oktober. Artinya jumlah permasalahan terkini semakin terkendali, dengan akumulasi yang amat kecil.

Worldometers pula menulis jumlah permasalahan aktif di Cina cuma 258 orang, terletak di urutan 74 negeri dengan permasalahan aktif terendah.

Sumber : Cnbc Indonesia