Penting untuk Memberantas Polio, Ini Beda Vaksin Polio IPV dan OPV

Polio ataupun poliomyelitis bisa menyerang pada umur berapa pun. Tetapi, penyakit ini sangat kerap melanda anak- anak di dasar umur 5 tahun. Polio tidak dapat kita sepelekan. Alasannya, penyakit ini bisa menimbulkan paralisis dengan kehancuran motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang balik dampak peradangan virus.

 Selain menyerang sistem saraf, penyakit ini juga mudah menular. Itu sebabnya, sangat penting pemberian vaksin polio adalah hal krusial, khususnya untuk balita. Baca juga: Amankah Minum Kopi untuk Ibu Hamil? Pentingnya vaksinasi polio Meskipun Indonesia sudah bebas polio sejak 2014, upaya vaksinasi untuk eradikasi semua virus polio perlu terus dilakukan secara berkelanjutan.

 Sebab, kita masih berisiko terkena polio yang salah satunya dapat disebabkan transmisi orang ke orang dalam lingkungan. Untuk itu, semua pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk memastikan eradikasi semua virus polio secara global.

Jenis-jenis vaksin polio Menurut DR. Dr. Eddy Fadlyana dari Fakultas Kedokteran UNPAD RS Hasan Sadikin Bandung, vaksinasi merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio.

 “WHO Strategic Advisory Group of Experts pun merekomendasikan semua negara untuk memasukkan setidaknya satu dosis vaksinasi IPV ke dalam program vaksinasi rutin,” ucapnya, dalam acara eduaksi virtual untuk menyambut hari polio sedunia, Sabtu (24/10/2020). Data Litbang Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) juga melaporkan, pencegahan dan pemberantasan virus polio sebenarnya sangat mudah.

Hal itu dikarenakan adanya vaksin yang sangat bagus dan efektif, yaitu vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio inaktif (IPV). Beda OPV dan IPV OPV terbuat dari virus polio yang dilemahkan dan diberikan secara oral. Sebaliknya, IPV terbuat dari virus polio yang dimatikan dan diberikan melalui suntikan atau injeksi. Baik OPV atau IPV masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. 

 Kelebihan OPV: harga terjangkau mudah cara pemberiannya dapat mengimunisasi secara alami kepada anak yang kontak dengan penerima vaksin memberikan kekebalan humoral seumur hidup. – Kekurangan OPV : dapat menyebabkan kelumpuhan pada penerima vaksin (VAPP) virus hidup dapat diekskresi lewat feces dan menularkan pada anak yang kontak dengan penerima vaksin (kontak VAPP). bisa kembali bermutasi menjadi ganas tidak dapat digabung/dikombinasi dengan antigen/vaksin lain.

Tidak dapat diberikan kepada anak yang immunodeficiency/immunocompromise. Baca juga: Penting untuk Perangi Penyakit Menular, Bagaimana Vaksin Dikembangkan? – Kelebihan IPV: memberikan serokonversi yang sangat tinggi.

Pemberiannya bisa dikombinasi dengan antigen ataupun vaksin lain virus yang dipakai telah mati alhasil tidak mengakibatkan penyebaran tidak menimbulkan kelumpuhan pada penerima vaksin tidak hendak menimbulkan virus bermutasi kembali.- Kekurangan IPV: harga mahal pemberiannya lebih susah sebab wajib disuntikkan tidak bisa membagikan imunitas natural pada anak yang kontak dengan penerima vaksin.

Sumber : Health Kompas